English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Arum Sekar, kemarahan saya sudah di ubun-ubun

Arum Sekar, 

Waktu saya tulis email ini, kemarahan saya sudah sampai di ubun-ubun. Disaat banyak orang butuh bantuan karena pandemi Corona, wakil rakyat kita di Senayan malah buru-buru mau sahkan Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja, bukannya fokus tangani wabah.

Masalahnya bukan cuma salah fokus, Arum Sekar. Omnibus Law ini sudah diprotes dan ditolak berbagai kalangan karena akan rugikan banyak orang, termasuk petani, nelayan dan masyarakat adat. Yang diuntungkan hanya pemilik modal. 

Arum Sekar, ingat gak kalau suara kita berhasil batalkan pengesahan RUU Pertanahan saat #ReformasiDikorupsi September 2019 lalu? 

Nah, poin-poin kontroversial yang dulu kita tolak dalam RUU Pertanahan ini justru disisipkan di dalam Omnibus Law!

Bukan cuma itu, banyak pasal-pasal yang justru obral tanah, memperparah konflik agraria, dan diskriminatif terhadap hak petani serta masyarakat adat.

Kalau ini disahkan, siapa aja bisa digusur untuk kepentingan proyek pemerintah. Kamu dan saya, bisa digusur kapan aja untuk proyek pembangunan yang bahkan tak penuhi AMDAL.

Arum Sekar, dalam masa krisis pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, kami menilai bukanlah waktu yang tepat buat wakil rakyat untuk buru-buru lanjutkan pembahasan dan pengesahan Omnibus Law ini.

Saya mau ajak kamu satukan suara minta wakil kita di DPR RI untuk tunda pembahasan Omnibus Law dan  #StopObralTanah. Minta mereka untuk fokus jalankan tugas sebagai wakil rakyat yang wakili kepentingan rakyat.

Jangan sampai kita kecolongan di masa pandemi ini.

 

Salam,

Benni Wijaya

Komite Nasional Pembaruan Agraria

Tunda Pembahasan

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda

 
Copyright © Faceblog Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes Sponsored by Internet Entrepreneur