English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guru Belajar dan Berbagi - Newsletter Volume 25

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai bapak pendidikan nasional telah meletakkan beberapa konsepsi sebagai dasar pendidikan nasional. Konsep pemikiran merdeka belajar adalah poin utama dalam pemikiran-pemikiran beliau untuk menyelenggarakan pendidikan. Ki Hajar Dewantara (KHD) berpendapat bahwa Pendidikan memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota.

Pengetahuan yang diperoleh siswa dari guru hanya dalam proses diberitahu tanpa mencari tahu. Selain itu masih ada pemaksaan guru terhadap murid untuk menguasai semua mata pelajaran tanpa melihat kompetensi yang dimiliki masing-masing. Hal ini tentu membuat para murid merasa tertekan dan belajar tanpa semangat, dan pada akhirnya berdampak pada hasil belajar dan karakter mereka. Padahal bila kompetensi yang dimiliki murid-murid itu digali dan kemudian dikembangkan, maka murid akan bertumbuh secara mandiri dengan menyelaraskan cipta, rasa dan karsa dalam suasana nyaman dan bahagia.

RPP ini adalah Rencana pembelajaran dalam pelaksanaan aksi nyata Calon Guru penggerak angkatan 2 dengan menerapkan filosofi Kihajar dewantara, dalam rencana pembelajaran ini saya mengangkat permainan daerah egrang dan boi-boi yang di terapkan dalam pembelajaran, sehingga anak dapat bermain sambil belajar 

Peribahasa dari pendiri Taman siswa Ki Hadjar Dewantara "Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangun Karso, Tut wuri Handayani" yang artinya adalah "Di depan Guru Memberi Teladan,di tengah guru memberi semangat, di belakang guru mendorong siswanya untuk selalu belajar dan berperilaku yang baik". Membahas isi dari Artikel ini "Cinta Lingkungan pada siswa zaman Now berarti ada
dua fokus utama yaitu:
1. Lingkungan itu sendiri minimal Lingkungan sekolah.
2. Tipikal siswa zaman sekarang dalam mengajak  cinta lingkungan. 

Pembelajaran dengan memberikan tugas, tidak sesuai dengan pembelajaran abad 21. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berpikir kritis, komunikatif, berkolaborasi dan kreatif. Pembelajaran penugasan terkesan hanya sekedar memindahkan isi buku teks pada jawaban-jawaban pertanyaan yang diberikan. Proses berpikir kritis dan kreatif sudah tidak bisa dilatihkan pada siswa dengan pembelajaran seperti itu. 

Harapan kita sebagai orang tua siswa yang secara tidak langsung juga sebagai seorang pendidik dalam membina anak-anak kita sebagai calon penerus bangsa, tentunya tidak bisa terlepas dari tanggung jawab kita bersama. Peranan sebagai Tut Wuri Handayani dalam kontek memberikan motivasi sebagai upaya memberikan pendidikan karakter bangsa kepada peserta didik dari setiap sekolah yang nantinya dapat dikemas melalui pengenalan wiyata mandala sebagai pengetahuan dasar dalam mengikuti proses belajar mengajar disekolah/ proses adaptasi lingkungan.

Suasana baru dalam pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik menjadi potensi peserta didik memperlihatkan auranya sehingga kami merasa bahagia dan sejahtera wellbeing, disitulah kebahagiaan yang tak terhingga yang dimiliki oleh seorang pendidik. Kami sebagai Pendidik harus menjadi agen perubahan dalam setiap waktu dalam menumbuh kembangkan peserta didik dimana saja kita bertugas, perubahan harus dilaksanakan dan dimiliki oleh setiap insan pendidik.

 
mt

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda

 
Copyright © Faceblog Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes Sponsored by Internet Entrepreneur