Penangkapan bang Hendri pun cukup janggal. 6 Agustus lalu, bang Hendri dan 3 rekannya ditangkap di penangkaran ikan secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan ke pihak keluarga sebelumnya. Besoknya (7/08), kepolisian bawa bang Hendri ke rumah dan menggeledah rumah tanpa surat penggeledahan ataupun informasi ke RT setempat. Saat itu istri bang Hendri melihat udah ada memar di bagian kiri wajah bang Hendri dan kaki kirinya berdarah. Polisi gak menemukan barang bukti waktu penggeledahan, tapi bang Hendri tetap ditahan. Besoknya (8/08), istri bang Hendri ditelepon Polresta Barelang bilang kalau bang Hendri bisa dibesuk sekaligus membawa identitas dan pakaiannya. Sesampainya di Polresta, kami malah dikejutkan dengan berita bahwa bang Hendri sudah meninggal dunia dan kini di Rumah Sakit Budi kemuliaan. Sesampai di rumah sakit, kami melihat kondisi tubuh bang Hendri penuh memar dan lebam di sekujur tubuh serta kepala yang di wrapping. Baru 3 hari setelah bang Hendri ditangkap, nyawanya sudah melayang. Apa yang terjadi selama proses pemeriksaan? Siapa yang bertanggung jawab? Sejauh ini kami gak melihat kepolisian menunjukkan tanggung jawab atas kematian bang Hendri. Waktu kami melapor ke Komnas HAM, mereka bilang ini ada unsur pelanggaran HAM. Bang Hendri pun belum terbukti bersalah karena gak ada ditemukan barang bukti di rumahnya. Tuntutan kami sebagai keluarga hanyalah meminta Bapak Kapolri untuk mengusut kasus kematian bang Hendri dan menindak siapapun yang terlibat dalam penangkapan dan penahanan Hendri yang sewenang-wenang. Kami juga menuntut pembersihan nama baik Hendri karena sampai saat ini barang bukti gak ditemukan. Bantu kami ya Arum Sekar menggalang dukungan untuk menuntut keadilan atas kematian kakak kami. Bang Hendri adalah satu-satunya tulang punggung keluarga dan kini meninggalkan istri dan anak yang berusia 13 tahun dan 8 tahun. Salam
Mega Bakari |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda