Monyet-monyet itu akan diekspor. Buat uji coba obat manusia di laboratorium. Padahal, menurut The Physicians Committee for Responsible Medicine, penggunaan hewan dalam uji vaksin memakan waktu dan telah berkali-kali gagal meningkatkan kesehatan manusia. Buktinya, uji coba vaksin Corona dan SARS dengan hewan dinyatakan gagal. Aku ingin bantu para monyet ekor panjang karena ingat ketika aku pergi ke wilayah Paliyan, Gunungkidul. Di sana, aku sempat dengar ada banyak monyet yang mati karena kehausan dan kelaparan. Iyalah, habitat para monyet hancur. Pepohonan kering, gak ada buah yang bisa disantap, sampai-sampai mereka harus mendatangi kebun warga. Gara-gara kejadian ini, KLHK malah jadinya beri izin supaya monyet-monyet di situ ditangkap dan diekspor. Katanya, ganggu warga. Warga yang mana? Warga sekitar aja, kasihan sama para monyet malang itu. Monyet ekor panjang perlu bantuan kita, Arum Sekar. Yuk, desak Pak Wiratno, Dirjen KSDAE KLHK untuk batalkan izin tangkap dan ekspor 2.070 monyet ekor panjang dari alam liar. Kemarin kita baru aja denger berita badak putih utara yang punah. Kalau izin tangkap dan ekspor monyet ekor panjang ini dibatalkan, kita bisa cegah kepunahan monyet ekor panjang seperti badak putih utara. Monyet ekor panjang gak bisa ngomong, Arum Sekar. Makanya tugas kita bantu suarakan agar hidup mereka dilindungi dan gak cepat punah. Aku tunggu dukungan dan suaramu di petisi ini dan medsos ya Arum Sekar. Salam, Lala Koalisi AIPOM |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda