Kenalkan saya Dian, staf kampanye Change.org. Biasanya kami kalau kirim email pasti cerita soal masalah melulu ya? Eits, tapi kali ini saya seneng banget bisa nyampein soal cerita keberhasilan kampanye yang baru terjadi di Change.org. Inget nggak, 5 bulan lalu muncul kabar DPR akan ngesahin RUU Permusikan? Berita ini langsung heboh, khususnya di kalangan musisi tanah air. Kalau RUU ini disahkan, orang harus lulus tes dulu untuk bisa jadi musisi. Banyak musisi yang #TolakRUUPermusikan karena aturan ini dianggap hambat kreativitas mereka. Terus mereka bentuk Koalisi Nasional Tolak RUU Permusikan (KNTLRUUP) untuk gerak bareng melawan RUU itu. Termasuk juga penyanyi Danilla Riyadi yang lantas mulai petisi #TolakRUUPermusikan di laman Change.org. Nggak cuma berhenti sampai buat petisi aja. Mereka juga aktif buat diskusi dan konferensi pers, menghadirkan Anang Hermansyah sebagai pengusul RUU Permusikan di DPR, dan beberapa musisi lainnya seperti Marcell Siahaan, Once Mekel, Sandy Pas Band dan Eva Celia. Mereka juga aktif menyebarkan petisi dan menyuarakan argumen penolakan RUU itu di media sosial untuk menarik banyak dukungan. Gerakan mereka sempat jadi trending topic di Twitter! Dalam waktu singkat, petisi Danilla pun didukung 313 ribu orang lebih, Arum Sekar termasuk salah satunya? Kalau iya, selamat ya karena suaramu akhirnya didengar. Beberapa waktu lalu RUU Permusikan akhirnya dicabut dari Prolegnas Prioritas 2019. Artinya RUU itu nggak akan dibahas lagi! Berkat dukungan orang-orang sepertimu, mereka yang bercita-cita jadi musisi nggak harus menanggalkan mimpinya. Musik Indonesia bisa berkembang bebas tanpa terkungkung aturan birokrasi. Menyentuh hati setiap orang dengan bahasa universalnya. Kemenangan ini harus kita rayakan untuk memberi energi dalam membuat perubahan-perubahan lainnya. Mumpung masih semangat, barangkali Arum Sekar mau ikut dukung petisi yang dimulai Glenn Fredly dan Ridho “SLANK” Hafiedz ini. Mereka meminta UNESCO jadikan kota Ambon sebagai bagian dari jaringan kota musik dunia! |
Glenn percaya banget kalau Ambon pantas jadi kota musik dunia. Selain sudah menjadi keseharian masyarakat Maluku, musik juga terbukti telah menjadi alat pemersatu di tengah konflik Ambon dulu. Siapa tahu dengan musik pula masyarakat Indonesia yang sedang terkotak-kotak ini bisa jadi bersatu lagi. Dengan dukunganmu dan banyak orang lainnya, perubahan lebih mungkin terjadi. Jadi, jangan pernah kehilangan harapan ya. Karena seperti kata Tipe-X, “Kamu ngga sendirian!” Salam, Dian Paramita |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda